Pemukiman Kumuh di Jaktim Akan Dibenahi
Untuk menciptakan lingkungan yang sehat serta tempat tinggal yang layak huni, Sudin Perumahan dan Gedung Pemda Jakarta Timur, makin intensif memantau dan mempelajari seluruh pemukiman kumuh yang akan dibenahi dalam program kampung deret.
Dulunya banyak warga banyak yang tidak mau rumahnya dibongkar untuk diperbaiki. Namun setelah rumah tetangganya bagus, warga yang menolak malah minta rumahnya diperbaiki
Kasudin Perumahan dan Gedung Pemda Jakarta Timur, Yuli Hartono mengatakan, pihaknya saat ini masih melakukan pendataan terkait pemukiman kumuh padat penduduk yang akan 'disulap' dengan program kampung deret.
"Tahun ini kita akan terus melakukan pembenahan secara bertahap. Dan sampai saat ini, data yang sudah kita terima di wilayah Jakarta Timur sendiri ada sekitar 1100 unit yang akan dibenahi, “ kata Yuli Hartono, Kamis (10/4).
200 Unit Rumah Deret Akan Dibangun di KalianyarPadahal awalnya program ini sempat memperoleh penolakan dari warga. Namun setelah melihat program kampung deret yang memuaskan, warga pun berbondong-bondong mendaftarkan diri agar pemukimannya dibenahi.
"Dulunya banyak warga banyak yang tidak mau rumahnya dibongkar untuk diperbaiki. Namun setelah rumah tetangganya
bagus, warga yang menolak malah minta rumahnya diperbaiki," ujar Yuli.Di Jakarta Timur terdapat empat kecamatan yang sudah diterapkan konsep kampung deret. Pertama, di Kecamatan Duren Sawit, Kelurahan Klender RW 01 dengan total 393 rumah. Lokasi kedua, yaitu di Kecamatan Pulo Gadung, Kelurahan Pisangan Timur RW 015 sebanyak 291 rumah. Selanjutnya, Kecamatan Cakung, Kelurahan Jatinegara RW 05 sebanyak 49 rumah.
Lokasi keempat, yakni di Kecamatan Jatinegara, Kelurahan Cipinang Besar Selatan RW 02 dengan total 97 rumah.
Sementara untuk tahun ini, Pemprov DKI akan membangun kampung deret sebanyak 13 RW di wilayah Jakarta Timur, di antaranya Matraman, Cakung, Duren Sawit, Jatinegara, Kramat Jati dan Cipayung.
Total jumlah rumah yang akan diperbaiki oleh Pemprov DKI pada tahun ini di Jakarta Timur kira-kira sebanyak 1.400 sampai 1.600 unit.
Salah seorang warga Cipinang Besar Selatan, Jatinegara, Tami (42) mengaku, awalnya dia menolak program kampung deret. Sebab, menurutnya program ini awalnya adalah program penggusuran warga. Tapi setelah melihat rumah tetangganya yang sudah diperbaiki, dia pun kemudian mendaftarkan rumahnya dalam program kampung deret.
"Saya akan mendaftar untuk program kampung deret berikutnya. Saya berharap pembangunan ini terus dilakukan, apalagi masih banyak rumah warga yang kondisinya sudah tidak layak,” cetus Tami.